“Yog, Bulan depan kamu sudah lulus SMK to lhe*?” Tanya Ibu Yogi, seorang buruh tani.
“Iya Buk, Yogi bulan depan sudah lulus dari SMK” Jawab Yogi kepada Ibunya.
“Kamu rencana setelah lulus mau bantu Ibuk jadi buruh tani yo lhe?, bantu cari uang buat adik-adikmu sekolah juga.” Tanya Ibu kepada Yogi.
“Maaf buk, tapi Yogi punya rencana mau kuliah di kota, biar pintar buk, nanti biar bisa bantu perekonomian keluarga kita buk” jawab yogi kepada Ibunya.
“Tapi lhe, uang Ibu ga ada buat bayar kuliah kamu nanti, apalagi ibu dengar katanya biaya kuliah naik ya lhe?” Tanya Ibu lagi.
“Kalau masalah biaya, yogi nanti akan berusaha mengajukan beasiswa KIP bu, kebetulan program beasiswa kuliahnya untuk keluarga yang kurang mampu, seperti kita buk, jadi Yogi janji untuk tidak memberatkan ibuk” Jawab yogi dengan nada halus kepada Ibunya.
“Oalah begitu ya lhe, syukur kalau seperti itu, Ibu doakan semoga kamu sukses ya lhe” jawab Ibu dengan belas kasih kepada Yogi.

Dari kisah percakapan antara Yogi dan Ibunya, seorang keluarga buruh tani. Teman-teman pembaca dapat menyimpulkan betapa besarnya dampak dan manfaat yang diberikan oleh program-program dari pemerintah. Bayangkan saja jika pemerintah tidak bisa memberikan program bantuan pendidikan berupa KIP, atau bantuan lain. Tentunya, mungkin keadaan Yogi tetap akan bekerja menjadi buruh tani, dan taraf hidup keluarganya tidak dapat meningkat melalui pendidikan. Bahkan, melalui program bantuan pendidikan Indonesia Pintar, pemerintah mampu menurunkan angka putus sekolah dari yang mulanya berjumlah sekitar 602,5 ribu siswa indonesia pada tahun 2013, menjadi hanya 83,7 ribu siswa pada 2021. (Data Pusdatin Kemdikbud Ristek). Kisah ini tentunya bukan sebuah fiktif belaka, sering kita temui dalam berbagai bentuk lain, seperti bantuan program keluarga harapan, program jaminan nasional (kesehatan dan ketenagakerjaan), bantuan pendidikan, hingga intensif bagi usaha kecil menengah (UKM).

Program-program pemerintah berupa bantuan dan dukungan kepada masyarakat yang kurang mampu, atau belum merasakan manfaat dari pertumbuhan ekonomi seperti kisah keluarga Yogi diatas tentunya sangat bermanfaat bagi masyarakat. Dana program pemerintah seperti ini bersumber pada APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Sumber pendapatan terbesar hingga saat ini masih pada sektor perpajakan, berdasarkan data dari statistik Kementerian Keuangan, pendapatan pajak pada tahun 2023 Setara dengan 108,8 persen dari target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2023 atau 102,8 persen dari target Perpres Nomor 75 Tahun 2023 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 130 Tahun 2022 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2023 (Perpres 75/2023). Hal ini membuktikan bahwa pajak memiliki peranan penting dalam berbagai program pemerintah, dan pembangunan nasional, salah satunya adalah sebagai sumber dana dari program beasiswa KIP
pada kisah keluarga Yogi, anak buruh tani diatas.

Kendati demikian, bahwa pajak menjadi tulang punggung APBN Indonesia. Masih banyak elemen masyarakat yang tidak memiliki kesadaran yang baik dalam membayar pajak, banyak masyarakat menganggap bahwa pajak itu tidak penting, termasuk diantaranya adalah generasi milenial. Sebagai contoh, dilansir dari data sumsel.bpk.go.id, tingkat kepatuhan wajib pajak rendah, tercatat kepatuhan WP membayar pajak hanya 60 persen dari total jumlah kendaraan yang ada 160 juta unit. Hal ini mencerminkan bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang masih enggan dan tidak sadar dalam membayar pajak secara disiplin, padahal pajak memiliki banyak manfaat.

Permasalahan rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak, perlu segera untuk dirampungkan. Agar, hal ini tidak menciptakan defisit APBN, dan menghambat pembangunan nasional. Permasalahan ini, dapat diselesaikan dengan upaya, kolaborasi, dan sinergi antar pemerintah dan masyarakat, serta pihak yang terlibat. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran pajak adalah:
a. Meningkatkan Literasi Perpajakan
b. Mengenal dan Memahami Sistem Perpajakan
c. Menggalakan #AyoJagaKeuanganKita dan #TaatBayarPajak
Beberapa upaya diatas sebagai sebuah stimulan untuk mendoktrin masyarakat agar meningkatkan kesadaran dalam membayar pajak, sehingga optimalisasi yang akan dihasilkan melalui perpajakan dapat bermanfaat bagi masyarakat, salah satunya adalah manfaat kepada Yogi, anak seorang buruh tani. Dan manfaat kepada banyak masyarakat lain.

Sehingga, sebagai generasi milenial wajib pajak, kiranya pembaca perlu meningkatkan literasi dan kesadaran dalam membayar pajak, untuk membantu pembangunan nasional, pemerataan ekonomi, dan meminimalisasi kesenjangan sosial.

REFERENSI & SUMBER PUSTAKA

kulonprogo.go.kab.id
sumsel.bpk.go.id
puslapdik.kemdikbud.go.id
iblam.ac.id
pajak.go.id

#LombaArtikel #TaxOlympic2024